Pendidikan merupakan hal yang paling
penting bagi kemajuan suatu bangsa. Kemajuan suatu bangsa akan ditentukan oleh
kualitas sumber daya manusia bangsanya. Jika sebuah bangsa sudah memiliki
pendidikan yang berkualitas, maka bangsa tersebut dengan nyata telah memiliki
suatu pijakan tersendiri dalam membangun masa depannya. Pendidikan yang
berkualitas adalah investasi untuk membangun sumber daya manusia suatu bangsa.
Namun, membuat pendidikan yang berkualitas tidaklah mudah, karena pendidikan
merupakan masalah yang sangat kompleks. Karena kompleksitas pendidikan itulah
agenda pendidikan tidak akan pernah selesai, Selesai menyelesaikan suatu
masalah, timbul masalah lain yang tidak kalah rumitnya. Selama manusia hidup, persoalan
seputar pendidikan akan selalu ada, oleh karena itu agenda pendidikan akan
selalu ada dan berkembang mengikuti dinamika kehidupan masyarakat suatu bangsa.
Ada sebuah paradigma di masyarakat bahwa
pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang murah, sarana yang lengkap,
anggaran yang memadai, dan kurikulum yang canggih. Banyak indikator yang
digunakan dalam parameterisasi pendidikan yang berkualitas. Namun, menurut
perspektif saya pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang mampu
mengantarkan peserta didiknya untuk dapat berkembang menjadi manusia yang
cerdas, manusia yang mengerti tentang apa yang sedang dan yang akan dihadapi di
masyarakat, dan manusia yang terampil serta berbudi luhur. Perspektif tersebut
harus menjadi acuan para siswa, agar tujuan dari pendidikan dapat tercapai. Tidak
semua siswa memahami arti pentingnya tujuan dari pendidikan, sehingga sekolah
seolah hanya menjadi lembaga formalitas belaka. Siswa harus memahami tujuan
dalam menempuh pendidikannya, sehingga siswa mempunyai eskalasi wawasan tentang
pendidikan yang sedang ditempuhnya.
Salah satu faktor yang mempengaruhi
kualitas pendidikan adalah kualitas guru. Kualitas guru adalah hal yang paling
krusial. Guru bisa diibaratkan sebagai juru kemudi dalam sebuah kapal yang
besar dan siswa menjadi penumpangnya. Guru harus mampu mengoptimalkan semua
potensi dari peserta didiknya dan mampu mengintegrasikan pendidikan formal yang
didapat dari sekolah dengan pendidikan informal yang didapat dari lingkungan.
Efisiensi pengajaran pun menjadi faktor penentu kualitas sebuah pendidikan.
Kurikulum pendidikan yang dipakai sekarang adalah KTSP (Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan), kurikulum KTSP dibentuk dengan tujuan agar setiap sekolah dapat
mengembangkan potensi anak didiknya dengan optimal bagaimanapun keadaan
sekolahnya. Ini artinya pemerintah menginginkan adanya pemerataan pendidika di
seluruh penjuru negeri. Agar tiap sekolah yang ada di kota dan di desa tidak
ada kesenjangan yang jauh dalam hal kualitas pendidikan. Dengan adanya
kurikulum KTSP ini dibutuhkan efisiensi pengajaran, efisiensi yang di maksud
disni adalah tercapainya proses pendidikan yang sesuai dan tidak berlebihan,
baik dari segi biaya, waktu maupun kualitas pengajar. Sehingga pendidikan
benar-benar milik seluruh rakyat.
Selain
faktor diatas, ada faktor penentu lain yang juga tidak kalah penting, yaitu
sinerginya stakeholder pendidikan. Pemerintah selaku pembuat kebijakan
pendidikan harus berkolaborasi dengan sinergis dengan para pelaksana
pendidikan, pelaksana pendidikan yang dimaksud adalah guru dan siswa. Dengan
anggaran pendidikan sebesar 20% dari APBN yang termaktub dalam UUD, bangsa
Indonesia layak mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Dengan anggaran sebesar
itu saya yakin kualitas pendidikan kita seharusnya menjadi yang terbaik di
Asean. Namun, tanggung jawab pendidikan tidak hanya berada di tangan
pemerintah, tapi menjadi tanggung jawab bersama seluruh lapisan masyarakat.